Thank's For Your Visitor to Libas76ku.blogspot.com

Kumpulan Makalah

MAKALAH TENTANG GIJI BALITA

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim,
Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan sekalian alam yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kita sebagai hamba yang beriman sudah sepatutnya memohon petunjuk dan hidayah, agar senantiasa kita semua berada dalam kasih dan lindungan-Nya.
Adapun judul Makalah ini adalah “ GIZI ANAK BALITA”, yang  disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Gizi dan Kesehatan Anak, yang dibimbing langsung oleh Bapak Drs. Bambang Slamet.
Berkat kerja keras dan dorongan semua pihak, alhamdulillah kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Dalam penulisan makalah ini kami menyadari, bahwa masih banyak kekurangan-kekurngan baik dalam segi literatur maupun dalam segi pembahasan (analisis) oleh karena itu sumbangan serta inspirasi pemikiran sampai tersusun makalah ini kami banyak mendapat masukan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini kami ingin menyampaikan terima kasih atas segala bantuan dan dukungan kepada semua pihak yang telah mendukung hingga tersusun makalah ini, mudah-mudahan makalah ini sesuai dengan harapan dan ketentuan yang ada. Dan kami berharap makalah ini dapat membawa manfaat khusus bagi penyusun dan umumnya bagi kita semua, terutama dalam meningkatkan wawasan Mengenai masalah Gizi dan Balita, yang nantinya diharapkan akan menjadi modal dasar dalam mendidik anak-anak kelak, supaya menjadi anak yang sehat dan cerdas.
Akhir kata hanya kepada Allahlah semata-mata kita bersandar dan memohon berkah, petunjuk serta hidayah-Nya.
Amien ….
Purwakarta,     Nopember 2008


Penyusun,



DAFTAR ISI
                                           Halaman :
Kata Pengantar ………………………………………………………………..    i
Daftar Isi ……………………………..…………………………………………    ii
BAB. 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang  Masalah………………………………………….….    1
1.2 Identifikasi /Rumusan Maalah ……………………………………...    2
1.3 Maksud dan Tujuan …………………………………………….…….    2
BAB. II LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Balita …….………………………………………………    4
2.2 Pengertian Ilmu Gizi  ………………………………….………………    5
BAB. III PERMASALAHAN ……………………………………………………    5
BAB. IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS RUMUSAN MASALAH
4.1 Pengertian Gizi …………………………………………………….    7
4.2 Pengertian Balita ……………………………………………………    7
4.3 Ciri has / Karakteristik Balita ………………………………………    8
4.4 Pertumbuhan Masa Bayi ………………………………………….    8
4.5 Komposisi tubuh Bayi ……………………………………………..    8
4.6 Kebutuhan Gizi Balita …………………………………………….    8
4.7 Masalah giji pada Balita …………………………………………..    9
4.8 Faktor yang berpengaruh terhadap timbulnya masalah bayi …    9
4.9 Masalah Makan pada Bayi ……………………………………….    9
4.10 Syarat pemberian makan pada bayi …………………………..    10
4.11 Bentuk Makanan Bayi …………………………………………..    10
4.12 Sifat-sifat makanan yang disukai Bayi ………………………….    11
4.13 Permasalah dan uraian tentang gizi Balita …………………….    11
4.14 Bagaimana agar Balita bisa berkembang secara optimal     …..    13
BAB. IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan ……………………………………….…………………     15
4.2 Saran-Saran ………………………………………………………...    15

Lampiran-Lampiran :
Daftar Pustaka
BAB 1
PENDAHULUAN

1.    Latar Belakang
Salah satu tujuan pembangunan Negara Indonesia adalah Pembangunan manusia seutuhnya, yang meliputi  semua aspek kehidupan termasuk kesehatan.
Dalam upaya mencapai sehat bagi semua pada tahun 2000 lalu, pembangunan kesehatan ditujukan salah satunya adalah untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Gizi telah diketahui sebagai salah satu faktor yang menjadi dasar derajat kesehatan pada manusia. Pengaruhyna pada setiap tahapan umur dan usia sangat besar, yaitu : janin, Balita, remaja, dewasa, ibu mengandung, ibu menyusui dan sebagainya.
Upaya perbaikan gizi di Indonesia khususnya menduduki peranan yang sangat penting terutama dalam pembangunan kesehatan. Sumbangannya tidak hanya sebatas pengurangan tingkat kesakitan dan kematian, akan tetapi lebih dari itu yaitu untuk pertumbuhan dan pengembangan mutu manusia.
Keadaan gizi sangat ditentukan oleh banyak faktor. Pada satu sisi ditentukan oleh cukup tidaknya asupan makanan yang dimakan, hal ini sangat tergantung pada aspek ketersediaan bahan makanan dipasaran, distribusi, produksi, daya beli masyarakat serta prilaku manusia itu sendiri. Disisi lain ditentukan oleh kemampuan tubuh manusia menggunakan pangan atau asupan makanan yang tergantung pada faktor kesehatan, lingkungan tempat tinggal, pelayanan kesehatan, serta prilaku manusia itu sendiri.
Disusunnya makalah ini selain untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Gizi dan kesehatan anak, juga kami harapkan kilasan gizi yang kami uraikan dalam bentuk makalah ini dapat membawa manfaat khusunya bagi kami sebagai penyusun dan umumnya bagi semua yang membacanya. Terutama bagi kaum ibu yang harus mengetahui tentang ilmu gizi dan kesehatan anak, agar anak-anak kelak menjadi tumbuh menjadi anak yang sehat, cerdas serta berkualitas.
Dimasa sekarang ini masih banyak para orang tua terutama kaum Ibu yang tidak memperhatikan asupan gizi yang seimbang bagi anak-anaknya, yang penting mereka makan meskipun makanan yang mereka konsumsi tidak memenuhi unsur gizi yang di harapkan. Hal ini terjadi karena jangankan untuk memenuhi gizi secara optimal hanya sekedar untuk mengganjal pertpun susahnya minta ampun. Makanan yang bergizi tidak meski harus mahal, akan tetapi tidak mahal bagi yang mampu akan tetapi bagi golongan ekonomi lemah untuk pemenuhan gizi yang standar kesehatan terasa sangat berat.
 Apalagi diera krisis global sekarang ini semua kebutuhan hidup meningkat sedangkan daya beli masyarakat sangat rendah, kebanyakan masyarakat terutama yang hidup di pedesaan mereka berprinsip yang penting makanan itu dapat memberi rasa kenyang, masalah bergizi atau tidak mereka tidak begitu peduli.
Dalam hal ini penyususun secara sefesifikasi akan membahas masalah Gizi anak Balita  secara jelas sesuai dengan kapasitas serta bahan yang penyusun miliki, sebagaimana akan penysusun uraikan sebagai berikut :

2.    Identifikasi / Rumusan Masalah
1.    Apa yang dimaksud Ilmu Gizi?
2.    Apa yang dimaksud dengan Balita?
3.    Permasalah dan uraian tentang gizi anak balita
4.    Bagaimana caranya agar anak bisa berkembang secara optimal?

3.    Maksud dan Tujuan
Maksud Disusunnya Makalah ini adalah dalam rangka memenuhi salah satu Tugas Mata Kuliah Gizi dan Kesehatan Anak  yang dibimbing langsung oleh Bapak Drs. Bambang Slamet dan dimaksudakan agar para mahasiswa dapat memahami dengan baik serta bisa mendalami mata kuliah tersebut sehingga diharapkan dapat berperan aktif dalam upaya meningkatkan dan memperbaiki pembangunan manusia seutuhnya yang dicanangkan dan dicita-citakan pemerintah Indonesia sejak dulu.
Adapun Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk dapat memberikan gambaran dan pencerahan serta pengenalan terhadap suatu permasalahan dalam masalah pendidikan khususnya masalah pendidikan mengenai gizi anak balita sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan bagi para mahasiswa, khususnya dilingkungan kampus STAI Sabili.



BAB II
DASAR TEORI

Dalam penyusunan dan uraian dalam makalah ini yaitu tentang “Gizi anak Balita” sampai pada tingkat analisis pembahasan serta  kesimpulan penyusun mengambil dari beberapa sumber yang erat kaitannya dengan makalah yang kami susun, adapun buku yang menjadi referensi dalam penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.    Buku Gizi Anak Balita (Mk. GKR)
2.    Buku Aspek Kesehatan Anak Balita  ( Anna Alisyahbana)
3.    Buku Aspek Keshatan Dan Gizi Anak Balita (Sri Kardjati dan J.A Kusin)
4.    Sumber lainnya yang penyusun jadikan referensi


BAB III
PERMASALAHAN

Kata gizi sudah sering kita dengar dan bukan hal yang asing lagi bagi kita mungkin setiap hari kata gizi sering kita dengar baik di media cetak ataupun media elekronik, akan tetapi tidak semua orang tahu dan dapat memenuhi kebutuhan gizi secara optimal, hal ini disebabkan oleh banyak faktor diantaranya faktor pendidikan dan pengetahuan masyarakat tentang gizi dan juga faktor daya beli masyarakat akan pemenuhuhan kebutuhan gizi itu sendiri
Gizi merupakan kebutuhan mutlak dan sekaligus merupakan kebutuhan dasar yang harus terpenuhi, karena bila seseorang kurang makanan yang mengandung asupan gizi maka orang tesebut hampir sudah bisa dipastikan akan mengalami kekurangan gizi dan akan berdampak yang kurang baik bagi perkembangan serta pertumbuhan, baik pertumbuhan fisik maupun   pertumbuhan motoriknya.
Setiap orang tentunya perlu akan pemenuhan gizi yang optimal akan tetapi dalam pemenuhan gizi tersebut tentunya disesuaikan dengan tingkat pengetahuan serta ekonomi dan kemampuan masing-masing akan tetapi faktor ekonomi sangat dominan sekali dalam masalah ini, sebab orang yang mampu dan yang punya ekonomi berkecukupan tentu pola makannya akan mengacu pada pemenuhan standar gizi tidak sekedar hanya mengisi perutnya saja.
Pemenuhan asupan gizi tentunya harus dimulai sejak dini, bahkan sejak dalam kandunganpun asupan gizi harus diperhatikan, sebab kalau tidak bayi yang akan dilahirkan bisa mengalami kelainan, baik kelaianan fisik maupun kelaian yang bersifat psikologis.
Penduduk Indonesia yang mayoritas hidup didaerah-daerah terutama yang hidup didaerah terpencil yang notabene-nya hidup dibawah garis kemiskinan sangat rawan sekali terkena gizi buruk, seperti halnya yang terjadi di daerah Nusa Tenggara Timur dimana terjadi kasus Kejaidan Luar Biasa (KLB) Busung lapar yang penyebab utamya adalah kekurangan asupan gizi terutama pada anak Balita.
Agar kita mengetahui tentang masalah gizi anak balita, penyusun akan mencoba memaparkan dalam bentuk permasalahan ini sebagaimana telah penulis ungkapkan dalam identifikasi / rumusan masalah yang telah penulis utarakan sebelumnya, yaitu :
1.    Apa yang dimaksud Ilmu Gizi?
2.    Apa yang dimaksud dengan Balita?
3.    Permasalah dan uraian tentang gizi anak balita
4.    Bagaimana caranya agar anak bisa berkembang secara optimal?


BAB IV
PEMBAHASAN DAN ANALISIS RUMUSAN MASALAH

Masa bayi ditandai oleh pertumbuhan dan perkembangan yang cepat disertai dengan perubahan dalam kebutuhan zat gizi. Selama periode ini bayi tergantung sepenuhnya pada perawatan dan pemberian makanan oleh ibunya. Pada saat bayi mulai membutuhkan makanan lain disamping air susu ibu untuk keperluan gizinya, ia belum siap menerima makanan orang dewasa. Secara fisiologik saluran pencernaannya belum sempurna.
Masa peralihan antara penyusuan dan makan makanan dewasa, sebagai masukan energi serta zat gizi yang utama, sering disebut penyapihan. Untuk sebagian Negara berkembang, masa ini meliputi 3 hingga 24 bulan (WHO, 1981) dan merupakan masa yang paling kritis karena adanya bahaya ketidakcukupan / kekurangan gizi serta penyakit infeksi, untuk lebih jelasnya akan penyusun uraikan sesuai dengan kapasitas yang penyusun ketahui :

Apa yang dimaksud Ilmu Gizi?
Ilmu gizi adalah ilmu yang mempelajari nasib makanan sejak ditelan sampai diubah menjadi bagian tubuh dan enersi atau diekskresikan sebagai zat sisa, ada juga yang mendefinisikan bahwa yang dimaksud dengan ilmu gizi adalah ilmu yang mempelajari hal ihwal makanan, yang dikaitkan dengan kesehatan tubuh.
Tujuan ilmu gizi adalah untuk mencapai, memperbaiki serta mempertahankan kesehatan tubuh melalui konsumsi makanan, dalam ilmu gizi ada dua komponen penting yang menjadi pusat perhatian, yaitu makanan dan kesehatan.
Apa yang dimaksud dengan Balita?
Yang dimaksud anak balita adalah semua anak yang berumur 12 bulan sampai dengan 60 bulan, usia bayi ini juga diklasifikasikan lagi kedalam dua bagian yaitu
-    Batita, Yaitu bayi yang berumur antara 1 s/d 3 tahun
-    Balita, Yaitu bayi yang berumur antara 4 s/d 5 tahun

       Ciri has bayi atau Karakteristik bayi dapat dilihat sebagai berikut :
  • Sangat bergantung pada orang dewasa baik makan, perawatan, ataupun pencegahan penyakit
  • Percepatan pertumbuhan fisik / motorik sesuai dengan bertambahnya usia si bayi
  • Rentan terhadap berbagai macam penyakit, karena secara fisik bayi masih sangat lemah
Pertumbuhan masa bayi
  • Pertumbuhan masing-masing organ berbeda satu sama lainnya
  • Pertumbuhan kepala lebih lambat
  • Tungkai (tangan dan kaki) memanjang sesuai dengan pertambahan aktivitas
  • Otot perut dan punggung menjadi lebih kuat
  • Jumlah jaringan bertambah, sehingga jaringan lemak bawah kulit berkurang.
Komposisi Tubuh Bayi
  • Komposisi lemak tubuh menurun hingga usia 6 tahun meningkat sampai dengan pubertas.
  • Anak wanita kandungan lemaknya lebih besar dari pada anak laki-laki
  • Pertumbuhan otak sangat pesat pada usia 5 tahun pertama

Kebutuhan Gizi Balita
Kebutuhan Energi :
- Usia 1 sampai dengan 3 tahun    : 100 kkl / kg BB
- Usia 4 sampai dengan 6 tahun    :   90 kkl / kg BB
 Kebutuhan Protein :
- Usia 1 sampai dengan 3 tahun    : 2gr / kg BB
- Usia 4 sampai dengan 6 tahun    :  1,8 gr / kg BB
Kebutuhan Lemak : 20 – 25 % total energi
Kebutuhan Karbohidrat : 60 – 70 % total energi
Kebutuhan Vitamin dan Mineral
Kebutuhan Kalsium, Vitamin D, Seng (Zn), Besi (Fe)

Masalah Gizi Pada Balita
1.    Gizi Lebih
-    Overweight    : BB 110 – 120 % standar
-    Obesitas        : BB > 120 % standar
Faktor Penyebab    : Kurang Aktivitas, Makan Berlebih dan Pemberian   makanan padat terlalu dini.
2.    Gizi Kurang
     Kekurangan Energi Protein
     Kekurangan Vitamin & Mineral

Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Timbulnya Masalah Gizi Pada anak Balita
1.    Ibu / Pengasuh
-----Aspek Sosial, Ekonomi, Budaya yang meliputi :
Pendidikan yang rendah, Pengetahuan gizi kurang, Pendapatan rendah, jumlah anggota terlalu banyak, kebiasaan makan kurang baik, sanitasi lingkungan jelek, kepercayaan yang merugikan.
----Asepek Psikis, yang meliputi :
Paksaan jenis makanan, cara dan suasana makan
2.    Anak Balita
----Umur 1 – 3 tahun : konsumen pasif
----Nafsu makan rendah, sikap menolak, kesukaan/tidak suka makanan tertentu, menyukai satu jenis makanan saja, aktivitas meningkat, makanan selingan, dll.
Masalah Makan Pada Balita :
ü    Sarapan tidak cukup / tidak sama sekali
Tidak nafsu makan, bangun terlambat, tidak ada yang menyiapkan
ü    Makan siang tidak bergizi
Anak banyak jajan
ü    Makanan selingan terlalu banyak dan hanya mengandung cukup energi kurang protein, vitamin dan mineral.
ü    Penggunaan susu formula terlalu banyak
Makanan lain tidak dimakan
ü    Kebiasaan makan tidak teratur
ü    Tidak suka suatu makanan karenan jarang diperkenalkan makanan baru / makanan sehari-hari tidak bervareasi.

Syarat dan Prinsip Pemberian Makan
  • Berikan makanan yang bervareasi dan menarik
  • Ganti makanan yang ditolak dengan makanan dari kelompok yang sama
  • Porsi kecil tapi sering
  • Tidak berbumbu tajam, berlemak / bersantan
  • Jangan memaksakan makanan
  • Hindari makanan dengan suhu ekstrim
  • Anak lebih menyukai “single food”
  • Hindari minuman berlebihan atau snack 1 jam sebelum makan
  • Sediakan tempat duduk yang nyaman, alat makan tidak mudah pecah dan menarik
  • Untuk meningkatkan selera makan anak aktivitas di udara bebas
  • Menu seimbang (cukup energi dan zat-zat gizi)

Bentuk Makanan
1.    Makanan Anak Usia 1 Tahun
-    Konsistensi lunak
-    Finger food
-    Waktu makan tidak sama dengan keluarga
-    Susu perlu, terutama bila belum diberikan makanan tambahan yang banyak
-    Diajari minum dengan gelas dan makanan dengan sendok
2.    Makanan Anak Usia 2 Tahun
-    Konsistensi padat
-    Bentuk /potongan mudah dipegang
-    Mulai disapih, maka makanan harus cukup zat gizi
-    Waktu makan disamakan dengan keluarga (pagi, siang dan malam)
3.    Makanan Anak Usia 3 tahun ke atas
-    sepertiga protein adalah protein hewani
-    makanan selingan
-    variasi bahan makanan
-    makan bersama
-    menanamkan kebiasaan memilih makanan yang baik (usia 4-5 tahun : konsumen aktif)

Sifat-sifat makanan yang disukai anak :
-    Manis
-    Lembek
-    Rasa tidak tajam
-    Gurih
-    Kemasan menarik
-    Crispy
-    Hangat

Permasalahan dan uraian tentang gizi anak balita
Keadaan gizi yang baik merupakan salah satu faktor penting dalam upaya mencapai derajat kesehatan yang optimal. Namun dalam kenyataannya sampai saat ini didalam masyarakat masih terdapat penderita berbagai tingkat kekurangan gizi. Masalah gizi tersebut merupakan refleksi konsumsi energi dan zat-zat gizi lain yang belum mencukupi kebutuhan tubuh.
Masa bayi ditandai oleh pertumbuhan dan perkembangan yang cepat yang disertai dengan perubahan dalam kebutuhan zat gizi. Selama periode ini bayi sangat tergantung sepenuhnya pada perawatan dan pemberian makanan oleh pengasuh / ibunya. Pada saat bayi mulai membutuhkan makanan lain disamping air susu ibu untuk keperluan gizinya, ia belum siap menerima makanan orang dewasa. Secara fisiologik saluran pencernaannya belum sempurna
Masa peralihan antara penyusuan dan makan makanan dewasa, sebagai masukan energi serta gizi yang utama, disebut dengan istilah Penyapihan. Untuk sebagian Negara berkembang, masa ini meliputi 3 hingga 24 bulan (WHO, 1981) dan merupakan masa yang paling kritis karena adanya bahaya ketidakcukupan gizi dan penyakit infeksi.
Menyusui bayi adalah tradisi yang masih umum dijumpai di Indonesia, meskipun periodenya berbeda dari satu tempat dengan yang lainnya. Di pedesaan ibu-ibu menyusukan bayinya hingga usis 12 sampai 24 bulan. Sebagian besar anak disapih menjelang umur 2 tahun.
Sedangkan diperkotaan periode penyusuan umumnya lebih pendek (Soedaryono, 1979). Akan tetapi dengan bimbingan yang tepat, penyusuan bayi yang baik dapat dilaksanakan oleh ibu-ibu di daerah metropolitan, seperti Jakarta (Gambiro, 1976)
Berbagai alasan dikemukakan untuk penghentian menyusui. Di pedesaan jawaban yang paling sering diperoleh adalah kehamilan ibu, anak sudah cukup umur untuk makanan biasa atau ASI tidak cukup. Sedangkan diperkotaan masalahnya lebih rumit, seperti perubahan sosio-budaya, ibu yang harus pergi bekerja, akibat pelayanan kesehatan yang kurang mendukung penyusuan dan pengaruh iklan makanan bayi buatan.
Menurut penelitian para ahli kandungan protein, lemak dan laktosa dalam ASI ternyata masih dalam batas normal meskipun anak yang disusukannya sudah berumur di atas satu tahun (Boediman, 1979)
Kekurangancukupan makanan tambahan dan penyakit infeksi pada umumnya mempunyai hubungan dengan penyimpangan pertumbuhan dan gizi salah satu pada anak-anak. Sejumlah kecil penelitian atau survey menunjukkan bahwa makan bayi dan anak prasekolah mengandung energi, protein dan zat gizi lainnya yang kurang cukup. Keterbatasan ketersediaan pangan dan kebiasaan, seperti pantangan makanan mempengaruhi mutu dan jumlah makanan yang diberikan pada anak.
Dalam masyarakat tradisional, sebagian besar didaerah pedesaan, penyusuan bayi merupakan kebiasaan. Dukungan tersebut dapat berupa pembagian tanggung jawab dalam perawatan bayi atau anak sapihan maupun bantuan dalam kegiatan rumah tangga. Kegagalan penyusuan bila dijumpai biasanya berhubungan dengan kurangnya pengetahuan mengenai kebutuhan dan perilaku bayi.
Ada beberapa masalah yang dapat terjadi selama penyusuan, yaitu :
a.    Bayi berat lahir rendah (kurang bulan maupun cukup bulan)
Biasanya tidur lebih banyak dari pada bayi dengan berat lahir cukup. Mereka juga kurang aktif menuntut kebutuhannya misalnya jarang atau kurang kuat menangis. Meskipun dapat dimengerti ibu menanggapi kejadian ini dengan lebih jarang menyusukan bayinya dan lamanya penysuanpun lebih pendek. Hal ini akan membuat bayi mengalami dehidrasi dan pertimbuhan yang tidak sempurna yang merupakan awal lingkaran setan : apatis, masukan ASI kurang, kurang gizi dan akhirnya mati.
b.    Sebaliknya bayi sehat dan giat menangis diartikan sebagai bayi lapar akibat kurang ASI. Sebagai reaksi, ibu akan segera memberikan tambahan. Tindakan si ibu tadi akan mengurangi jumlah produksi ASI karena bayi yang kenyang tidak akan cukup sering dan kuat mengisap. Akibat lain dari pemberian makanan tambahan dini adalah diare karena makanan yang tercemar.
c.    Buah dada yang tegang karena ASI terbendung sering dialami oleh ibu dengan bayi pertama atau bayi yang kecil. Kejadian ini biasanya berlangsung dalam minggu-minggu pertama setelah persalinan sebagai akibat dari melimpahnya produksi ASI yang melebihi kemampuan bayi mengisap. Karena ibu merasa tidak enak badan, dia tidak berminat menyusukan bayinya. Padahal cara mengurangi tegangan buah dada yang paling tepat adalah dengan menyusukan anak sesering mungkin.

Bagaimana caranya agar Balita bisa berkembang secara optimal?
Agar anak bisa berkembang secara optimal terutama balita ada beberapa faktor yang perlu diperhatiakan, diataranya :
1.    Faktor pemberian makanan
Agar bayi bisa berkembang dengan Optimal tentunya para orang tua atau pengasuh harus memberikan jenis makanan yang cocok dengan usia balita (makanan disesuaikan dengan tingkatan usia bayi), disamping jenis makanan cara penyajian dan jenis makanan yang diberikan harus mengandung gizi, artinya makanan yang diberikan kepada bayi harus mengandung vitamin, mineral dan zat gizi lainnya yang dibutuhkan oleh balita
2.    Faktor Lingkunagn Keluarga
Kelaurga sangat berperan penting dalam membantu pertumbuhan balita secara optimal, bila sang ibu sedang sakit atau sedang ada halangan tentunya harus ada orang yang menggantikan posisi ibu untuk memberi makan bayi. Sebab bila tidak tentunya bayi akan mengalami kurang asupan makanan dan hal ini akan berakibat fatal yang berujung dengan kematian.
3.    Faktor Sosial Budaya
Kebiasaan ibu terutama di daerah pedesaan lebih mempercayai kepada apa yang disampaikan para leluhurnya ketimbang penjelasan atau penyuluhan yang dilakukan oleh tim kesehatan atau pihak penyuluh. Misalnya cara memberi makan bayi, dikampung tidak sedikit usia bayi baru seminggu sudah dikasih makan makanan orang dewasa seperti pisang, bubur nasi dsb. Padahal menurut ilmu kedokteran usia satu sampai enam bulan bayi hanya cukup diberi ASI, karena ASI sudah memenuhi standar asupan gizi pada bayi.
4.    Faktor Sanitasi
Lingkungan yang sehat tentunya akan memberikan efek yang baik pada penduduk sekitar, sebaliknya lingkungan yang tidak sehat atau kotor akan berdampak buruk bagi kesehatan. Hal ini akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan bayi sebab bila bayi tinggal dilingkungan yang kurang baik maka pertumbuhannya akan terganggu, dan rentan terhadap berbagai macam penyakit dan hal ini akan memperlambat pertumbuhan bagi sang bayi.
Tentunya masih banyak cara dan jalan agar bayi bisa tumbuh secara optimal selain dari faktor yang diuraikan penyusun di atas, akan tetapi karena keterbatasan bahan dan kemampuan penyusun kiranya hanya itu yang dapat kami utarakan, semoga membawa manfaat bagi semuanya.





BAB V
SIMPULAN DAN SARAN


KESIMPULAN :
Indonesia adalah suatu Negara yang mempunyai berbagai kebudayaan dan variasi perkembangan yang berbeda-beda. Data mengenai praktek pemberian makanan anak diantara berbagai kelompok masyarakat relatif sangat sedikit, apalagi mengenai jumlah dan alasan pemberian suatu jenis makanan tertentu. Jelas kita memerlukan data yang lebih lengkap.
Akan tetapi program peningkatan gizi bayi dan anak dapat dirumuskan berdasarkan fakta yang sudah tersedia dan disusun serta disesuaikan dengan keadaan setempat.
Sementara itu penyusuan di daerah pedesaan perlu didukung sedangkan di perkotaan perlu digalakkan. Hambatan utama adalah jenis dan jumlah makanan tambahan yang diperlukan bagi anak. Perhatian hendaknya diarahkan pada penyusunan menu yang berdasarkan pada bahan setempat yang tersedia, terjangkau daya beli, dapat diterima dan memenuhi syarat gizi.
Sebagai tambahan, rupanya perlu dipikirkan akan kegunaan makanan sapihan olahan yang murah, bergizi dan diproduksi secara local agar kebutuhan makanan bayi dapat terpenuhi. Dan pada akhirnya kita harapkan tidak ada lagi kasus kekurangan gizi, yang selama ini menghantui masyarakat Indonesia pada umunya.

SARAN :
Dalam penulisan ini penyusun menyadari bahwa masih jauh dari sempurna dan ini hanya sekelumit yang penyusun ketahui, oleh karena itu penyusun mengharapakan koreksi serta kritik yang konstruktif demi penyempurnaan makalah ini dimasa yang akan datang.
Dalam hal ini penyusun mengharapkan kepada dosen mata kuliah Gizi dan kesehatan anak, untuk memberikan koreksi atau refisi baik dalam segi literatur maupun dalam segi analisis, karena apalah artinya makalah ini bila tidak membawa manfaat yang berarti khususnya mahasiswa di lingkungan Kampus STAI Sabili.



Catatan : Makalah ini dibuplikasikan untuk membantu, teman-teman yang lagi cari refernsi makalah untuk memenuhi tugas kuliah, mohon maaf bila dalam penulisan dan penyusunan makalah ini banyak kekurangan.
Selengkapnya...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar